BinjaiNews – Belum lama ini PSSI memang mengejutkan semua pecinta sepak bola Tanah Air karena Nathan Tjoe-A-On.
Hal ini karena Nathan Tjoe-AOn diketahui menjalani sumpah menjadi Warga Negera Indonesia (WNI) pada Senin (11/3/2024) malam WIB.
Bahkan banyak pecinta sepak bola hingga awak media mengetahui sumpah pemain keturunan ini dari media sosial yang telah tersebar.
Foto Nathan menjalani sumpah di Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta ini tersebar bergitu saja di media sosial.
Padahal pemain berusia 22 tahun tersebut baru tiba dari Belanda pada Senin (11/3/2024).
Namun, pemain klub Liga Belanda SC Heerenveen itu langsung menjalani sumpah malam itu juga.
Melihat situasi ini tentu saja tak sedikit pihak yang menilai bahwa PSSI terkesan buru-buru dalam naturalisasi pemain ini.
Menanggapi hal ini, Erick Thohir menjelaskan bahwa sebenarnya Nathan Tjoe-A-On memang sudah harus menjalani sumpah sejak lama.
Hal ini karena proses naturalisasi dan berkas-berkas Nathan sudah selesai lama, sehingga ia hanya perlu menjalani sumpah saja.
Terkait ini, Nathan memang seharusnya sudah menjalani sumpah menjadi WNI bersama Jay Idzes pada Desember 2023 lalu.
Hanya saja, ia tak mendapatkan restu dari klubnya, sehingga belum disumpah.
Untuk itu, Nathan langsung disumpah setelah tiba di Indonesia.
Apalagi namanya juga sudah terdaftar di skuad timnas Indonesia untuk menghadapi Vietnam pada laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Oleh karena itu, PSSI menargetkan semua dokumen Nathan sudah selesai sebelum menghadapi Vietnam nantinya.
Timnas Indonesia akan menjamu Vietnam terlebih dahulu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 21 Maret 2024.
Kemudian laga leg kedua, timnas Indonesia bertandang ke markas Vietnam di Stadion National My Dinh, Hanoi, 26 Maret 2024.
Nathan diharapkan sudah bisa membela timnas Indonesia dalam dua laga tersebut.
Lebih lanjut, terkait pengambilan sumpah Nathan yang terkesan buru-buru.
Erick Thohir mengatakan bahwa pengambilan sumpah ini dilakukan malam hari karena sang pemain hanya memiliki waktu sebentar.
Menurutnya, Nathan tak bisa terlalu lama berada di Indonesia, karena klub yang dibelanya masih bermain di kompetisi.
Untuk itu, semua dilakukan dengan cepat apabila memang bisa dipercepat menurutnya.
“Pemain ini kan punya waktu pendek, mereka bahkan datang 24 jam hanya untuk mengambil sumpah dan memproses sumpah-sumpah,” kata Erick.
Menurut Erick Thohir, Indonesia negara hukum untuk proses semua ia mengikuti yang ada.
Namun, apabila memang bisa dipercepat demi timnas Indonesia.
Pihaknya bakal mengusahakan yang terbaik, begitu juga untuk persiapan timnas U-17 dan U-20 Indonesia.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut mengatakan bahwa PSSI akan terus melakukan yang terbaik agar persiapan semua timnas Indonesia bisa berjalan dengan baik dan lancar.
“Saya kembali lagi, kalau kita kerjanya hanya monoton saja ya tak bagus, kan kita mau ada dobrakan dan percepatan,” kata Erick.
“Sama kalau di tanya persiapan U-20, U-17, pak Ketum kenapa disiapkan dari sekarang, ya karena kita kan tidak mau seperti kemarin (Piala Dunia U-17 2024).
“Kita tuan rumah Piala Dunia U-17 dan timnas U-17 Indonesia kita baru mempersiapkan tim empat bulan,” ucapnya.
Menurut Erick, saat ini PSSI melakukan persiapan lebih awal karena apabila ada pemain keturunan Indonesia yang bersedia membela timnas Indonesia pun tak perlu dinaturalisasi lagi nantinya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini ia mencoba memperbaiki hal tersebut agar tak ada masalah nantinya.
“Nah, sekarang setahun kita persiapkan, dan tentu pemain yang tidak perlu dinaturalisasi, karena pemain punya darah kita ya mereka langsung bergabung. Ini yang coba kita dorong, perbaikan-perbaikan manajemen” tegas Erick.
Walaupun Erick tetap menekankan bahwa untuk proses naturalisasi Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen akan dilakukan dengan maksimal.
Untuk itu, ia berharap kedua pemain tersebut bisa membela timnas Indonesia di laga lawan Vietnam nantinya.
PSSI menargetkan Thom dan Ragnar bisa membela timnas Indonesia saat bertandang ke Hanoi nantinya.
“Cuma kalau massalah proses ya kita tak bisa juga tabrak, kan kita negara hukum,” tutur Erick.
“Cuma kalau bisa kita lakukan percepatan dan tidak menyalahi aturan ya kenapa tidak,” ujarnya.