Olahraga

Rekap Hasil Kejuaraan Beregu Asia 2024 – Para Srikandi Sudah Berjuang, tapi Thailand Masih Ratunya di Asia Tenggara

×

Rekap Hasil Kejuaraan Beregu Asia 2024 – Para Srikandi Sudah Berjuang, tapi Thailand Masih Ratunya di Asia Tenggara

Sebarkan artikel ini

BinjaiNews – Medali perunggu menjadi pencapaian tim putri Indonesia setelah takluk dari Thailand dengan skor 1-3 dalam pertandingan di Setia City Convention Center, Selangor, Malaysia, Sabtu (17/2/2024).

Dengan demikian, Indonesia masih belum berhasil keluar dari dominasi Thailand sepanjang sejarah rivalitas di bulu tangkis putri.

Artinya, jika menghitung tahun, sudah 14 tahun Indonesia selalu kalah dari Thailand di nomor beregu putri, baik saat SEA Games, Kejuaraan Beregu Asia, Asian Games, maupun Uber Cup.

Adapun terakhir kali tim putri Merah Putih menang atas Thailand adalah ketika bentrok di semifinal SEA Games 2007.

Saat itu Indonesia masih diperkuat pemain-pemain seperti Maria Kristin, Liliyana Natsir, hingga Greysia Polii.

REKOR PERTANDINGAN TIM PUTRI INDONESIA DENGAN THAILAND SEJAK 2007

Di kawasan regional, Indonesia memang kesulitan menghentikan dominasi Thailand yang telah merebut enam medali emas secara beruntun di SEA Games sejak edisi 2011 hingga 2023.

Kedalaman skuad yang mumpuni menjadi salah satu kunci di turnamen beregu.

Walau ada peningkatan prestasi secara individu, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia masih hanya bertumpu dengan satu pemain atau pasangan kuat di setiap sektor.

Tanpa Gregoria Mariska Tunjung dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, tidak ada satu pun wakil yang secara peringkat lebih diunggulkan dalam lima partai yang disiapkan.

Thailand sejatinya juga tidak turun dengan kekuatan penuh.

Meski begitu, tanpa Ratchanok Intanon dan Pornpawee Chochuwong, Thailand masih punya dua pemain dan pasangan di peringkat 20 besar dunia.

Di sisi lain, hanya ada satu wakil Indonesia di rentang yang sama. Ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang peringkatnya paling tinggi (17) pun dirombak.

Meski begitu, bukan berarti tidak ada perlawanan. Beberapa kali para Srikandi Tanah Air sudah dekat dengan momentum kemenangan.

Di partai pertama, Putri Kusuma Wardani dapat mengejar dari ketertinggalan 13-17 pada gim kedua untuk menyamakan skor di 19-19.

Apes, di situasi genting, Putri kurang tenang sehingga tidak dapat memaksakan pertandingan berlangsung hingga skor rubber karena sudah kalah di gim pertama.

Persaingan yang tak kalah sengit terjadi pada tiga pertandingan berikunya yang selalu diwarnai dengan adu setting pada gim pertama.

Akan tetapi, hanya tunggal putri kedua, Ester Nurumi Tri Wardoyo, yang mampu selamat dari tekanan lawan yakni Busanan Ongbamrungphan, mantan pemain 10 besar dunia.

Ester, belum genap berusia 20 tahun dan belum tampil secara rutin di turnamen BWF World Tour, tampil spartan untuk mempertahankan keunggulan yang telah dibangunnya.

“Di awal, saya masih mencari-cari bentuk pola permainan. Tetapi setelah kedudukan 6-6, saya sudah mulai dapat bentuk permainannya,” kata Ester dalam siaran pers dari PBSI.

“Saya bisa mengontrol permainan, meskipun lawan juga tidak gampang dimatikan. Jadi saya harus lebih tahan dan sabar.”

“Setelah menang di gim pertama, di gim kedua saya bisa tampil lebih percaya diri. Saya pun bisa lebih enak bermain. Saya tahu bagaimana cara bermainnya.”

Kemenangan Ester sempat memunculkan harapan bagi Indonesia.

Pasangan dadakan, Amalia Cahaya Pratiwi/Rachel Allessya Rose, mampu mengimbangi Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, yang kini menduduki peringkat 13 dunia.

Kembali, di momen krusial, pengalaman berbicara. Setelah tiga kali menggagalkan game point lawan, Tiwi/Rachel tumbang 22-24 lalu kembali takluk pada gim kedua.

“Kami sebenarnya juga tidak mau kalah,” kata Allessya yang biasanya tampil bersama Meilysa Trias Puspitasari.

“Mental mereka lebih bagus dibanding kami. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari sini,” tambah pemain yang tahun lalu memenangi Odisha Masters Super 100.

“Apa pun hasilnya kami sudah berusaha. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin di tengah lapangan,” kata Tiwi.

Fokus tim putri Indonesia kini adalah Uber Cup 2024. Kelolosan ke semifinal Kejuaraan Beregu Asia memastikan tiket untuk tampil di kejuaraan dunia beregu ini.

Pengalaman dari Kejuaraan Beregu Asia 2024 tentu diharapkan bisa menjadi bekal selain peluang untuk menurunkan amunisi terbaik yang dimiliki.

Uber Cup 2024 akan dihelat pada 27 April-5 Mei 2024 di Chengdu, China. Indonesia belum pernah mencapai semifinal lagi di enam edisi terakhir sejak 2012.

REKAP HASIL KEJUARAAN BEREGU ASIA 2024

Indonesia 1-3 Thailand

1. WS1: Putri Kusuma Wardani vs Supanida Katethong 17-21, 19-21

2. WD1: Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto vs Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai 20-22, 14-21

3. WS2: Ester Nurumi Tri Wardoyo vs Busanan Ongbamrungphan 25-23, 21-16

4. WD2: Amalia Cahaya Pratiwi/Rachel Allessya Rose vs Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard 22-24, 12-21

5. WS3: Komang Ayu Cahya Dewi vs Pornpicha Choeikeewong -tidak dimainkan-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *