BinjaiNews – Lanny/Ribka diturunkan pada partai kedua saat Indonesia dalam posisi tertinggal 0-1 dari Thailand.
Mereka langsung berhadapan dengan ganda putri ranking 10 dunia yakni Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Lanny/Ribka sebenarnya menunjukkan penampilan yang solid sepanjang gim pertama pada laga yang digelar di Setia City Convention Centre, Selangor, Malaysia, Sabtu (17/2/2024).
Pasangan ranking 30 dunia itu mampu meladeni duel-duel reli menyulitkan.
Ribka sebagai pemain yang lebih senior memiliki visi pukulan yang sangat baik, sedangkan Lanny memanfaatkan kekuatannya untuk melepaskan smes-smes keras.
Lanny/Ribka bahkan diambang mengunci kemenangan pada gim pertama usai mencetak set point pada skor 20-18.
Sayangnya momen kesalahan pertama dari Ribka yang terlalu terburu-buru mematikan lawan dengan pukulannya menabrak net membuyarkan kemenangan mereka.
Situasi berbalik hingga Lanny/Ribka harus kalah dua gim langsung dengan skor akhir 20-22, 14-21.
“Kami belum bisa menyumbang poin untuk Indonesia. Mohon maaf. Karena kegagalan kami, Indonesia jadi tertinggal 0-2. Harus diakui lawan tampil lebih baik dan juga lebih berpengalaman,” kata Lanny.
“Pada awalnya kami bisa unggul dan bermain cukup baik. Cuma setelah itu fokusnya jadi hilang. Begitu pula di poin-poin kritis kami malah membuang-buang poin sendiri,” ujar Lanny.
Sementara itu, Ribka mengakui banyaknya kesalahan yang seharusnya tidak perlu dilakukan oleh mereka.
“Kami kalah karena dalam bermain kurang tahan. Kami tidak bisa mengubah pola permainan. Pola permainan yang kami mainkan tidak berjalan lancar,” ucap Ribka melanjutkan.
“Sementara lawan malah bisa menerapkan pola yang dimiliki dengan baik. Hal ini membuat lawan makin percaya diri.”
“Kami juga banyak mati-mati sendiri. Banyak melakukan kesalahan sendiri. Sangat disayangkan kami malah banyak membuang poin.”
“Dibandingkan dengan kemarin saat melawan ganda Malaysia, performa kami memang lebih baik. Kami bisa lebih percaya diri.”
“Sementara sekarang lawan sudah tahu bagaimana pola main kami. Jadi kami tidak bisa mengubah pola mainnya. Kami main begitu terus dan tidak berubah. Jadi lawan bisa menyerang lebih enak,” ujar Ribka.
Adapun ganda putri kedua Indonesia yang turun pada laga penentu di partai keempat juga tak mampu menyumbang poin.
Pasangan baru Rachel Allessya Rose/Amalia Cahaya Pratiwi ditumbangkan Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard.
Rachel/Tiwi bukan tanpa peluang, mereka juga sempat memimpin pada gim pertama dengan skor 10-5.
Namun pada akhirnya mereka juga harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 22-24, 14-21.
“Kami sebenarnya bisa tampil baik kendati baru pertama kali dimainkan sebagai pasangan. Meski tampil sebagai pasangan baru, sebelumnya kami sudah sering berlatih bersama di pelatnas,” kata Tiwi,.
“Jalannya pertandingan pada gim pertama memang bisa berjalan ketat. Sampai terjadi setting. Sayang peluang bisa menang itu gagal kami dapatkan. Cuma di gim kedua lawan sudah mengantisipasi.”
“Indonesia pun akhirnya gagal ke final setelah kalah 1-3 lawan Thailand. Tetapi apa pun hasilnya kami sudah berusaha. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin di tengah lapangan,” ujar Tiwi.
Sementara itu, Rachel belajar dari pertandingan ini setelah dirinya lebih sering mendapatkan cecaran serangan dari lawan.
“Kami sebenarnya juga tidak mau kalah. Kekalahan ini lebih banyak karena lawan bermain lebih baik dan juga lebih berpengalaman. Mentalnya lebih bagus dibanding kami. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari sini,” kata Rachel.
“Kami bukan banyak mati sendiri, tetapi kami sebenarnya maunya bermain safe. Tetapi kami kurang siap dengan serangan dan tekanan lawan yang demikian konsisten,” ucap runner-up Kejuaraan Dunia Junior 2022 itu.