BinjaiNews – Timnas Indonesia dan Vietnam akhir-akhir ini memang disebut-sebut sebagai musuh abadi.
Hal ini karena saat timnas Indonesia bertemu dengan Vietnam, pertandingan akan selalu panas baik di dalam lapangan maupun di media sosial.
Untuk itu, jelang menghadapi laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia nanti timnas Indonesia akan mempersiapkan diri dengan baik.
Apalagi timnas Indonesia akan tampil sebagai tim tuan rumah pada leg pertama yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, 21 Maret 2024.
Setelah itu, leg kedua bakal berlangsung di Stadion National My Dinh, Hanoi, 26 Maret 2024.
Menjelang menghadapi ini, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong bahkan sebelumnya memutuskan bertolak ke Eropa.
Ini karena Shin Tae-yong memantau pemain timnas Indonesia yang berkarier di luar negeri.
Ia memantau langsung sebelum memanggil pemain, untuk melihat kondisi para pemain jelang lawan Vietnam.
Setelah bertemu dengan beberapa pemain seperti Ivar Jenner, Rafael Strick, Sandy Walsh, Marselino Ferdinan, hingga Shayne Pattynama.
PSSI pun langsung memutuskan memanggil 28 pemain timnas Indonesia untuk menghadpai Vietnam.
Namun, dari 28 pemain tersebut ada nama pemain yang berkarier di Eropa, tetapi tak masuk dalam daftar skuad timnas Indonesia.
Hal ini karena ada pemain yang tak bisa bergabung karena mengalami cedera dan akumulasi kartu.
Untuk itu, dalam skuad timnas Indonesia yang dipanggil ada sedikit perubahan dari skuad yang tampil di Piala Asia 2023 lalu.
“Coach Shin Tae-yong memaparkan, memang ada beberapa pemain yang belum bisa bermain karena cedera dan lain-lain, seperti Shayne Pattynama, lalu Asnawi yang masih ada akumulasi kartu,” ujarnya.
Menurut Erick, karena ada beberapa pemain yang mengalami cedera dan terkena akumulasi kartu.
Untuk itu, Shin Tae-yong membahas soal strategi yang dipersiapkan untuk timnas Indonesia dengan Erick Thohir.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut mengatakan bahwa pelatih asal Korea Selatan itu tak hanya laporan saja.
Namun, ia juga membahas soal strategi agar timnas Indonesia bisa menghadapi Vietnam dengan garang nantinya.
“Nah, tentu timnas perlu strategi untuk mengisi kekurangan ini,” kata Erick Thohir.
Melihat situasi ini juga, Erick menekankan bahwa selama ini ia selalu mengatakan harus mengumpulkan data pemain setidaknya sebanyak 150 orang.
Tentu saja data ini untuk timnas Indonesia senior saja, karena untuk kelompok usia juga harus disediakan data yang sama.
Dengan catatan 150 orang yang ada di data tersebut harus memiliki kualitas yang sama.
Menurut Erick hal ini bisa menjadi solusi untuk pelatih saat satu atau dua pemain tak bisa bermain karena cedera atau akumulasi kartu.
Semakin banyak pilihan pemain dengan kualitas yang sama, maka akan semakin bagus juga timnas Indonesia.
Oleh karena itu, mantan pemilik Inter Milan ini menilai bahwa hal tersebut sebagai solusi terbaik.
“Itu yang selalu saya bilang berulang-ulang, kenapa kita perlu 150 pemain. Di tim nasional senior pun ketika Shayne cedera atau Asnawi tidak bisabermain, pelapisnya masih tipis, tinggal Arhan,” kata Erick.
“Ya mungkin ada Sandy Walsh, dan untung (sekarang) ada Nathan,” ucapnya.
“Makanya saya bilang di senior pun kita harus punya 24 pemain yang standarnya sama, supaya ketika ada (masalah akumulasi) kartu atau cedera, kita bisa punya pemain pengganti yang sama kualitasnya,” tuturnya.
“Seperti di lini tengah, kan selalu kita hanya berbicara empat pemain, Marselino, Ivar, Marc, dan Ricky Kambuaya, sudah.”
“Mana lagi? Makanya ini yang harus kita dorong dan menambah jumlah pemain dengan standar yang sama,” ujarnya.