Olahraga

Taufik Hidayat Ungkap Rahasia Nyaris Tak Lolos Olimpiade Athena 2004 tapi Pulang Bawa Emas untuk Indonesia

×

Taufik Hidayat Ungkap Rahasia Nyaris Tak Lolos Olimpiade Athena 2004 tapi Pulang Bawa Emas untuk Indonesia

Sebarkan artikel ini

BinjaiNews – Kini, 20 tahun berselang pria berusia 42 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya nyaris tak tampil pada pesta Olahraga musim panas empat tahunan terbesar se-dunia itu.

“Tantangan saya cuma satu. Pelatih saya bilang (Mulyo Handoyo) masih mau bermain tidak? Saya bilang mau. Makanya sekarang jangan bicara masalah dulu, bicara soal ke depan.”

“Saat itu, saya juga hampir tidak masuk karena ranking ke-17 dunia. Kebetulan pemain Korea Selatan keluar satu, jadi saya pas menduduki ranking ke-16 dunia,” ucap Taufik.

Setiap negara hanya boleh memasukkan maksimal dua pemain masing-masing pada nomor tunggal putra dan putri jika keduanya berada di peringkat 16 besar dunia dari peringkat Race to Paris.

Peraturan serupa pada nomor tunggal juga berlaku untuk para pemain yang bertanding pada nomor ganda.

Setiap negara hanya bisa memasukkan maksimal dua pasangan jika keduanya berada di peringkat delapan besar.

Kini Taufik beharap pengalamannya itu bisa membantunya sebagai mentor bagi Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie menjelang Olimpiade Paris 2024.

“Makanya ranking tidak menentukan. Saat itu pada 2004 ranking satunya Lin Dan (China). Jadi saya harap mentor hanya membantu, apalagi Ginting punya pengalaman medali juga sebelumnya dan harus jadi motivasi,” tutur Taufik.

“Saya berharap mereka menganggap ini olimpiade terakhir. Belum tentu empat tahun lagi mereka bermain lagi pada Olimpiade. Ini kesempatan paling besar.”

Sebagai mentor, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu mengatakan bahwa hal yang akan dia lakukan adalah membangun spirit pemain.

“Paling untuk Olimpiade ini apalagi terakhir-terakhir lebih ke spirit mereka karena untuk teknik mereka sudah punya pelatih masing-masing,” kata Taufik.

“Lupakan dulu yang lain dan fokus ke sini dulu. Keluarga tetap ada, tetapi jangan sampai ribut, itu sensitif. Masalah pacaran juga dan di luar lupakan dulu.”

“Kesempatan tinggal 4 bulan habis itu selesai, hanya bisa ditentukan di pertandingan. Dengan adanya tim ad hoc ini bisa membantu meski tidak banyak.”

“Bisa dibilang terlamat, tetapi tidak ada kata terlambat. Kita semua membantu. Kami tidak mau juga bulu tangkis sampai drop apalagi ada tradisi emas di bulu tangkis,” tutur Taufik.

Sebagai mentor, Taufik mengaku belum berbicara langsung dengan Jonatan dan Anthony.

“Saya baru di jakarta hari ini. Saya belum maksimal, tetapi mudah-mudahan dengan mereka tahu saya ada di bagian di tim ini bisa jadi motivasi. Yang bagus-bagus diambil, tetapi kalau mereka punya yang lebih bagus silakan saja,” ucap Taufik.

“Baru tadi diobrolkan dengan pak Sekjen (PBSI) bahwa beliau juga kemarin dari pemilu dan saya juga di Jawa Barat.”

“Jadi lusa besok mereka (Anthony dan Jonatan) berangkat ke Eropa. Mungkin komunikasi bisa dilakukan lewat chat atau telepon, yang penting prioritas di bulu tangkis.”

Saat ditanya masukkan untuk tunggal putra, Taufik melihat pemin sektor ini sudah saling mengalahkan.

“(Viktor) Axelsen juga bisa kalah. Dia top player dan sudah nerumur juga. Dia tahu prioritas, jadi saya harap Ginting dan Jonatan tahu peak performance dia dan kapan dia mau ambil gelar juara,” ujar Taufik.

Tim bulu tangkis Indonesia akan terbang lebih awal ke Perancis jelang bergulirnya French Open 2024 pada 5-10 Maret mendatang.

Jonatan Christie dan kawan-kawan berangkat pada Rabu (28/2/2024) sore dengan tujuan kota Chambly, 40 kilometer sebelah utara Paris.

Chambly adalah komune di departemen Oise yang rencananya bakal menjadi tempat training camp tim bulu tangkis Indonesia menjelang Olimpiade Paris 2024 nanti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *