BinjaiNews – Transfer Lionel Messi menuju Inter Miami menciptakan euforia bagi pemain maupun pecinta sepak bola Amerika Serikat.
Tak hanya jual nama dan pamor, sang kapten timnas Argentina menunjukkan kualitas di atas lapangan.
Messi menghadirkan gelar Leagues Cup pada musim pertamanya bersama Inter Miami (2023).
Prestasi tersebut sekaligus menjadi trofi pertama dalam sejarah The Herons.
Performa Messi musim 2024 tidak menunjukkan penurunan.
Dari 12 laga yang telah dilalui Inter Miami di MLS, Messi terlibat delapan kali dengan kontribusi 10 gol dan sembilan assist.
Si Kutu pun membawa timnya memuncaki klasemen Wilayah Timur berkat raihan 24 poin.
Inter Miami memetik enam kemenangan dan dua hasil seri ketika Messi ikut bermain.
Ternyata tidak semua orang mengapresiasi performa pria kelahiran Rosario itu.
Jurnalis kenamaan Amerika Serikat, Joshua Robinson, punya opini sendiri untuk menjelaskan penampilan apik Messi.
Menurut dia, La Pulga terlihat jago karena minim mendapat kontak fisik dari bek-bek yang jadi lawan Inter Miami.
Nama besar Messi dinilai telah membuat pemain lawan terlalu menaruh rasa hormat.
“Saingan Messi terlalu takut atau terlalu kewalahan (atau keduanya) untuk mencoba mengambil bola dari dia,” tulis Robinson dalam kolomnya di Wall Street Journal.
“Tidak ada bek yang menyentuh Messi sekali pun. Sebaliknya, mereka malah mundur, menebak-nebak apa yang akan dia lakukan selanjutnya dan mencoba memotong jalur bola.”
“Berarti mereka membiarkan Messi melakukan apa pun yang diinginkannya,” kata dia.
Robinson memperkuat hipotesisnya dengan statistik yang memperlihatkan bahwa Messi hanya menerima 1,3 pelanggaran per laga saat memperkuat Inter Miami.
Sementara ketika berseragam Barcelona, jebolan La Masia itu memperoleh 2,5 pelanggaran per partai selama periode 2009-2021.
Komentar nyinyir Robinson tak berhenti sampai di sana.
“Bek paling dekat dengan Messi saat ini adalah ketika mereka meminta kostumnya usai peluit akhir dibunyikan,” ucap Robinson.
“Mendekatkan pemain bertahan untuk mencium sampo Messi adalah satu-satunya harapan mereka buat menghentikannya.”
“Jika Anda memberi dia terlalu banyak ruang, bisa terjadi kekacauan dalam sekejap,” pungkas wartawan yang juga menulis di New York Times itu.