Olahraga

Shin Tae-yong Masih Belum Move On dari Kekalahan Timnas Indonesia Atas Irak dan Australia

×

Shin Tae-yong Masih Belum Move On dari Kekalahan Timnas Indonesia Atas Irak dan Australia

Sebarkan artikel ini

BinjaiNews – Pernyataan tersebut disampaikan pelatih asal Korea Selatan tersebut kepada Hankook Libo.

Seperti yang diketahui, Timnas Indonesia sukses menembus fase gugur untuk kali pertama sepanjang sejarah Piala Asia.

Timnas Indonesia terhenti di babak 16 besar Piala Asia 2023 dari Australia.

Tim Merah Putih kalah 0-4 dari Australia pada babak 16 besar.

Meski begitu, Shin Tae-yong masih kecewa dengan hasil Timnas Indonesia lawan Irak dan Austraia.

Seharusnya, Timnas Indonesia bisa meraih hasil lebih baik atas kedua negara tersebut.

Timnas Indonesia bertemu dengan Irak pada laga perdana fase grup Piala Asia 2023.

Tim Merah Putih kalah 1-3 pada laga itu.

Shin Tae-yong kecewa karena Timnas Indonesia gagal mengakhiri babak pertama dengan skor 1-1.

Irak sukses menutup babak pertama laga tersebut dengan keunggulan 2-1.

Shin Tae-yong kecewa karena gol kedua Irak sangat jelas sekali sudah berada dalam posisi offside terlebih dahulu.

Jika skor tetap 1-1, maka Timnas Indonesia mungkin bisa mendapatkan keunggulan atas Irak di babak kedua.

“Jika skor 1-1 di babak kedua di Irak.”

“Maka Iraklah yang akan mengejarnya di babak kedua,” lanjutnya.

Situasi yang sama juga terjadi saat laga lawan Australia.

Seandainya, Timnas Indonesia tidak kebobolan gol bunuh diri lebih dahulu, maka hasilnya bakal berbeda.

Saat itu, Merah Putih tertinggal lewat gol bunuh diri Elkan Baggott pada menit ke-16.

“Begitu pula dengan Australia, kalau bukan karena gol bunuh diri Indonesia mungkin hasilnya akan berbeda,” ujar Elkan Baggott.

Poin penting dari pernyataan Shin Tae-yong adalah menciptakan situasi bahwa tim yang kuat bakal lebih cemas.

“Hal yang ingin saya sampaikan adalah ketika Anda berada di bawah tekanan, yang menjadi cemas adalah tim yang lebih kuat, bukan tim yang lebih lemah,” ujar Shin Tae-yong.

“Ketika Anda merasa cemas, organisasi Anda akan hancur dan lawan Anda mendapatkan peluang yang lebih baik.”

“Dan tugas Anda sebagai pelatih adalah untuk menghadapi pertandingan dengan pemikiran tersebut,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *