BinjaiNews – SUPERBALL.ID – Pelatih asal Inggris, Steve Darby, memberikan saran penting kepada Vietnam untuk bisa kembali bersaing dengan Timnas Indonesia.
Semenjak kepergian pelatih legendaris Park Hang-seo, penampilan Timnas Vietnam tampak kurang meyakinkan di tangan Philippe Troussier.
Hal itu terlihat jelas dalam posisi Vietnam di ranking FIFA terbaru.
Vietnam yang tadinya berstatus sebagai raja ASEAN, kini harus digantikan oleh Thailand karena posisi mereka terlempar dari 100 besar dunia (ranking 115).
Tak hanya turun di ranking FIFA, Vietnam juga harus menelan tiga kekalahan beruntun menghadapi Timnas Indonesia.
Satu kekalahan terjadi di ajang Piala Asia 2023, sedangkan dua lainnya saat melakoni laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pasca kekalahan dari Timnas Indonesia di laga terakhir, Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) pun sepakat untuk mengakhiri kontrak Troussier lebih awal.
Akibat menelan dua kekalahan dari Timnas Indonesia, Vietnam terancam gagal lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Melihat keterpurukan yang dialami Vietnam saat ini, Steve Darby melihat sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan oleh Golden Star Warriors.
“Semua faktor perlu dipertimbangkan untuk menemukan penyebabnya. Mengkritik pelatih saja tidak cukup,” tegas Darby.
Lebih lanjut, Darby juga menyarankan Vietnam untuk melakukan proses naturalisasi pemain secara masif seperti yang dilakukan Timnas Indonesia.
“Saya sangat mendukung naturalisasi dan penggunaan pemain berdarah Vietnam,” ujar Darby.
“Seperti mereka yang memiliki orang tua atau kakek-nenek berkebangsaan Vietnam.”
“Sangat pantas bagi para pemain tersebut untuk mengenakan seragam timnas.”
Namun, Darby juga menambahkan bahwa dirinya menentang penggunaan pemain yang tidak memiliki riwayat darah Vietnam (pemain keturunan) untuk membela tim nasional.
Menurutnya, pemain yang bersedia dinaturalisasi tanpa memiliki riwayat keturunan biasanya bermain demi uang, bukan karena cinta Tanah Air.
“Sebaliknya, saya menentang penggunaan pemain yang tidak berasal dari Vietnam tetapi hanya dinaturalisasi untuk masa tinggal penuh,” ucap Darby.
“Pasalnya, penggunaan pemain seperti itu akan menimbulkan konsekuensi bagi pemain yang bermain sepak bola demi uang, bukan cinta Tanah Air.”
“Namun jika VFF ingin mengikuti jalur naturalisasi pemain asal Vietnam, mereka harus mulai mengerahkan jaringan pencarian profesional.”
“Mereka harus mencari di tempat-tempat dengan komunitas Vietnam yang besar seperti AS, Australia, atau Eropa Timur.”
“Ada banyak pemain berbakat, baik pria maupun wanita, yang bermain di negara-negara ini.”
Selain menyarankan untuk melakukan proses naturalisasi pemain, Darby berharap VFF melakukan perbaikan kompetisi, termasuk fasilitas latihan, perawatan dan pemulihan setelah cedera.
Darby juga mengkritik pemain asing di Liga Vietnam, menurutnya yang diutamakan harus kualitasnya, bukan kuantitas.
“Saya pernah membaca bahwa pemain asing dipilih berdasarkan bentuk tubuh. Itu konyol,” pungkasnya.
“Kriteria pemilihan pemain asing harus menarik suporter, memiliki kualifikasi lebih tinggi dari pemain dalam negeri, dan menjadi teladan profesionalisme baik di dalam maupun luar lapangan.”
Kemudian yang terakhir perihal pemilihan pelatih, Darby meminta Vietnam lebih realistis dalam mencari pengganti Troussier.
Menurutnya, VFF takkan bisa membayar gaji untuk pelatih berkaliber tinggi seperti Jose Mourinho, Juergen Klopp, atau Carlo Ancelotti.
Pengalaman melatih timnas menjadi faktor sangat penting.
Namun, pengalaman melatih di Asia juga tak kalah penting, karena perbedaan kultural bisa memengaruhi efisiensi bekerja.
“Untuk saat ini, jika VFF memilih pelatih asing, menurut saya ada dua kandidat bagus yang sesuai kriteria, yaitu Mano Polking dan Kiatisuk Senamuang,” tutur Darby.
Jika sejumlah saran tersebut dapat dilakukan oleh VFF, maka upaya Vietnam untuk bangkit dan kembali menjadi tim terkuat ASEAN akan sukses.