BinjaiNews – Bulu tangkis Jepang menyambut musim semi dengan perpisahan lewat pensiunnya salah satu ganda putra andalan mereka, Takuto Inoue.
Takuto Inoue dulu lebih sering dikenal sebagai pasangan dari Yuki Kaneko.
Duet Inoue/Kaneko pernah menjadi tumpuan ganda putra Jepang, sebelum munculnya Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Mereka pernah menduduki karier tertinggi di peringkat 9 dunia.
Inoue/Kaneko bisa dibilang musuh seangkatan dari Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Mereka tercatat pernah bertemu sebanyak delapan kali.
Dua pertemuan di antaranya terjadi di final Japan Open 2017 dan Indonesia Open 2018.
Dan dari seluruh pertemuan itu, Inoue/Kaneko belum pernah sekalipun berhasil mengalahkan Minions, sampai kedua pasangan sekarang sama-sama telah bubar.
Marcus pensiun, kini Inoue juga resmi pensiun.
Setelah berpisah dari Kaneko pada 2020, Inoue sempat dipasangkan dua pemain berbeda. Yakni Kenya Mitsuhashi dan Masayuki Onodera.
Sementara itu, Kaneko difokuskan main ganda campuran bersama Misaki Matsutomo yang ditinggal pensiun Ayaka Takahashi di ganda putri.
Perpisahan Inoue dan Kaneko saat itu seolah semakin menyiratkan ada yang tak beres dengan tandem mereka.
Maklum, selama masih berpasangan, gelagat kedua pemain di lapangan seperti jarang mengobrol. Tos pun hanya kadang-kadang.
Apalagi jika permainan mereka sedang saling eror.
Tak ayal, gosip tak akur antara keduanya pun terus meruncing.
Namun kini, setelah Inoue resmi pensiun pada tahun ini, dia mulai angkat bicara.
Pemain berusai 29 tahun itu meluruskan bahwa sebenarnya dia dan Kaneko baik-baik saja.
Mereka adalah partner selama 13 tahun, sejak SMP sampai SMA bahkan ketika sama-sama sudah bekerja.
“Tetapi, sebenarnya kami sering ngobrol sebelum pertandingan,” ujarnya.
Inoue juga menyampaikan bahwa apa yang terlihat di depan publik tak sepenuhnya menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi.
Juara German Open 2018 itu malah mengaku masih sering menonton pertandingan Kaneko bersama Matsutomo sampai sekarang.
“Dan saya pun masih menonton sebagian besar pertandingan Kaneko bersama Matsutomo,” ujar Inoue.
Pertandingan terakhir Takuto Inoue di level internasional adalah Malaysia International Challenge 2023. Di sana, dia berhasil jadi juara bersama Masayuki Onodera.
Adapun karier profesionalnya di level domestik masih sempat terlihat pada Kejuaraan All Japan pada Februari lalu.
Dia dan Onodera terhenti di semifinal. Saat itu, Onodera sempat menangis, dan Inoue pun ikut menangis. Banyak cerita yang tersimpan pada akhir karier Inoue, termasuk soal pemasangan dia dengan Onodera.
Pada dasarnya, Inoue adalah pemain depan, sama seperti Onodera.
Tetapi Inoue menyadari bahwa keputusan dia dipasangkan dengan Onodera adalah untuk membantunya mengasah keahlian di lini depan.
Otomatis, Inoue yang harus mengalah dan belajar menjadi pemain belakang sebagai penggebuk dengan belajar pada seniornya, Hiroyuki Endo yang juga sudah pensiun lebih dulu dan sekarang jadi pelatih ganda putra Jepang.
“Saya sebenarnya ingin bermain di lini depan. Tetapi duet saya bersama Onodera dimaksudkan untuk mendukung dia dalam meningkatkan kekuatan serangannya di area depan,” jelasnya.
Selama berkarier internasional, Takuto Inoue telah mengemas enam gelar juara di dan 11 runner-up.
Termasuk medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2023, runner-up China Masters 2017, Japan Open 2017, Indonesia Open 2018 dan Canada Open 2022.