BinjaiNews – Seiring dengan melebarnya polemik jersey timnas Indonesia dari kritik keras netizen hingga aksi reaktif desainernya Ernanda Putra di media sosial, PSSI akhirnya buka suara.
Head of Marketing PSSI, Marsal Masita mengakui proses tender jersey timnas Indonesia dilakukan secara terbuka.
Ia juga mengklarifikasi isu liar yang mengatakan bila Erspo bukan bagian dari Erigo.
“Syarat tender adalah mereka harus kasih salinan Akta Pendirian.”
“Kemudian, Sadad buka Erspo sebagai founder dan majority shareholder.”
“Setelah menang, dirinya mencari investor-investor kuat untuk bantu agar modalnya lebih besar.”
Marsal Masita juga memberikan penegasan bila tender jersey timnas Indonesia berlangsung terbuka.
“Pertama, proses tender untuk jersey Timnas Indonesia belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.
“Proses pemilihan Erspo berlangsung selama empat bulan dan diikuti oleh total 22 peserta.”
“Kami memakai cara korporasi, secara terbuka. Presentasi dilakukan di hadapan banyak orang, pesertanya banyak. Semua bisa menilai proses ini,” tambahnya.
PSSI punya kriteria ketat dalam menentukan pemenang tender jersey timnas Indonesia.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan nilai yang bisa dibawa dari sponsorship dan royalti.
“PSSI bukan ahli desain, juga bukan ahli bahan,” kata Marsal.
“Kami jaga agar pemenang merupakan yang terbaik.”
“Ada tiga kriteria: Kemampuan produksi, distribusi, sama marketing.”
“Berapa royalti fee yang bisa didapat dan kemudian persentasenya dipakai untuk timnas.”
“Ini adalah soal HAKI (Hak kekayaan intelektual) milik PSSI.”
“Erigo adalah salah satu pihak pengikut tender yang menyatakan siap untuk membayar royalti di mana keuntungannya tentu saja akan dirasakan oleh Timnas Indonesia,” tambahnya.
Pada Senin (1/4/2024), Marsal yang mewakili PSSI bertemu dengan woner Erspo Muhammad Sadad dan coach Justin Lhaksana sebagai perwakilan netizen (yang mengkritik jersey timnas Indonesia).
Dari pertemuan tersebut dihasilkan kesepakatan bila Erspo akan mengubah desain jersey timnas Indonesia per Agustus-September 2024.
Marsal mengaku terlepas dari polemik di media sosial, PSSI sendiri punya banyak catatan untuk Erspo.
“PSSI punya banyak catatan dengan Erspo, harus ada banyak improvement,” kata Marsal.
“Tanpa Ernanda pun, Erspo sudah punya banyak PR ke kami.”
“Sebelum urusan Ernanda keluar, PSSI sudah ada 1000 catatan. Dari internal ada, tapi tidak disebarluaskan. Sebagai partner kami bantu (Erspo) secara konstruktif.”
“Kami sepakat buat lakukan perbaikan. Next time harus belajar dari kesalahan kita. Belajar dulu. FGD (focus group discussion) dulu, libatin orang-orang bola.,” tambahnya.