BinjaiNews – Perjalanan Red Sparks di kompetisi Liga Voli Korea 2023-2024 telah resmi berakhir di tangan Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Kepastian itu terjadi setelah tim yang diperkuat oleh pevoli Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi tersebut kalah di laga ketiga.
Bertindak sebagai tamu, Red Sparks kalah dari Pink Spiders dengan skor telak 0-3 (18-25, 19-25, 19-25), Selasa (26/3/2024) kemarin.
Dengan demikian, tim berjuluk Red Force tersebut hanya mampu menang atas Pink Spiders satu kali dari total tiga laga yang digelar.
Rasa kecewa tentu mengiringi langkah Megawati dkk di mana ini menjadi playoff pertama mereka setelah menanti selama tujuh musim.
Meski demikian, ungkapan bernada legawa ditunjukkan oleh Ko Hee-jin sebagai juru taktik Red Sparks usai menuntaskan pertandingan ini.
Pria berusia 43 tahun itu tidak ingin menyalahkan para pemain atas kegagalan ini dengan kondisi tim yang sempat dihantam badai cedera.
“Saya tidak ingin mencari-cari alasan dengan menyebut banyak pemain yang cedera, memang ada beberapa penyesalan,” ucap Ko.
Ya, Red Sparks beberapa kali menempatkan pemain yang berbeda untuk mengisi pos yang ditinggalkan oleh Lee So-young.
Sang kapten harus mengalami cedera ketika tampil di putaran keenam sehingga dia tidak bisa mengawal rekan-rekannya di babak playoff.
Nama-nama seperti Park Hye-min, Kim Se-in hingga pemain tertua Red Sparks Han Song-yi diturunkan untuk menempati posisi kosong itu.
Tiga nama tersebut diturunkan Ko pada babak playoff di mana Park Hye-min terlebih dulu mendapatkan kesempatan di laga pertama.
Performa yang kurang meyakinkan dari Park di laga pertama membuat Ko memutuskan untuk melakukan perubahan.
Kim Se-in dan Han Song-yi saling bergantian mengawal tugas tersebut meski tak bisa menghindarkan hasil pahit.
“Tapi itu juga merupakan area di mana para pemain kami harus mempersiapkan diri sebaik mungkin,” kata Ko, dilansir dari The Spike.
“Saya berharap tidak muncul anggapan bahwa kami kalah karena tidak memiliki pemain di posisi tertentu.”
“Saya tidak ingin memberikan alasan atau dalih apa pun, Pink Spiders mendominasi, saya ingin mengucapkan selamat kepada mereka,” imbuhnya.
Tak ingin larut dalam rasa kecewa, Ko masih memiliki komitmen untuk mengembangkan kemampuan melatihnya.
Dari kekalahan ini, dia merasa bahwa Korea Selatan bisa bersaing di arena bola voli putri dunia.
“Sejujurnya saya tidak punya waktu untuk melihat ke belakang karena itu mengecewakan,” ucap Ko.
“Saya pikir voli wanita Korea tidak akan kekurangan daya saingnya jika servis, receive, dan pertahanan kuat.”
“Ini adalah bagian yang sulit dan tidak ingin dilakukan oleh para pemain, ada banyak pemain di tim yang perlu berkembang.”
“Saya akan terus berkembang dan bekerja keras untuk menjadi sebutir gandum yang dapat menghidupkan kembali bola voli Korea,” imbuhnya.