BinjaiNews – Timnas Qatar selaku tuan rumah memastikan diri sebagai peserta pertama yang lolos ke perempat final Piala Asia U-23 2024.
Mereka meraihnya dengan koleksi 6 poin dari 2 pertandingan Grup A.
Namun, semua kemenangan tersebut tak lepas dari cap kontroversial.
Setelah mengalahkan timnas U-23 Indonesia dengan serangkaian keputusan ganjil wasit Nasrullo Kabirov, Qatar diserbu kritik lagi pada matchday 2.
Tim Merah-Marun meraih kemenangan ‘tidak wajar’ atas timnas U-23 Yordania di Stadion Jassim bin Hamad, Kamis (18/4/2024).
Disebut tak wajar karena seperti halnya pada matchday 1 lawan Indonesia, Qatar dituding bahwa mereka kembali diuntungkan wasit.
Gejala awalnya sudah terlihat dengan penunjukan Sivakorn Pu-udom sebagai wasit utama.
Sivakorn, asal Thailand, tak lain adalah petugas VAR dalam duel Qatar vs Indonesia kemarin, di mana beberapa keputusannya ikut merugikan Garuda Muda.
Tuan rumah pun menjalani pertandingan versus Yordania dengan mencetak gol lebih dulu berkat aksi Abdulla Al-Yazidi (40′).
Kekesalan mulai dirasakan awak Yordania ketika wasit meniup peluit tanda babak pertama berakhir ketika mereka sedang dalam posisi menyerang di wilayah musuh.
Masuk babak kedua, Qatar akhirnya merasakan jadi korban keputusan VAR ketika Sivakorn menunjuk titik putih dan memberi tendangan penalti bagi Yordania.
Eksekusi Aref Al Haj melaju mulus ke gawang tim tuan rumah (52′).
Skor imbang 1-1 kelihatannya bakal awet karena tak ditemukan gol tambahan sampai akhir waktu normal.
Namun, pada saat genting itulah kontroversi muncul dan dituding kembali menguntungkan Qatar.
Wasit memberikan injury time yang lama, yakni 10 menit, bagi kedua tim untuk menyelesaikan pertandingan.
Akan tetapi, Sivakorn tidak kunjung menyudahi laga setelah lewat dari waktu yang ditentukan.
Sampai tibalah momen penentu ketika Sivakorn memberikan tendangan bebas bagi Qatar di sisi kanan serangan pada menit ke-103 (90+13′), atau tiga menit lewat dari batas.
Jatuhnya Lotfi Majer juga terlihat sangat mudah meski tidak terlibat kontak berarti dengan Mostafa Meshal.
Tendangan bebas diambil Jassem Al Sharshani dan menemui kepala Mohamed Al Manai di dalam kotak penalti.
Tandukan jitu Al Manai menyarangkan bola secara mulus tanpa bisa dijangkau kiper Yordania.
Saat para pemain Qatar berselebrasi, waktu sudah menunjukkan hampir menit ke-104, nyaris lewat empat menit dari batas.
Namun, keabsahan gol itu diragukan lantaran didahului aksi penyerang Qatar, Tameem Mansour, menarik kaus gelandang Yordania, Aon Al Maharmeh.
Al Maharmeh sampai terjatuh berguling karena tarikan tersebut.
Pemain Yordania langsung melancarkan protes kepada wasit sesaat setelah gol tercipta.
Sivakorn menenangkan mereka, lalu berkomunikasi dengan petugas VAR di ruang kontrol.
Apes bagi Yordania, protes tak digubris dan pelanggaran tersebut tidak dianggap.
Gol penentu kemenangan Qatar pada menit-menit berdarah ini pun dinilai valid setelah melalui waktu pengecekan cukup lama.
Pemeriksaan dilakukan juga untuk memvalidasi klaim offside yang terjadi.
Kerugian lain yang dialami Yordania ialah wasit mengusir salah satu staf pelatih mereka di tengah pengecekan tersebut.
Sivakorn baru benar-benar meniup peluit akhir pada menit ke-109.
Pada akhirnya, Qatar belum lepas dari cap ‘panitia turnamen’ dengan kemenangan dobel yang meloloskan mereka ke perempat final.
Tuan rumah memuncaki klasemen Grup A dengan 6 poin, diikuti Indonesia (3), Yordania (1), dan Australia (1).
Secara matematis, Tim Garuda Muda bisa mengamankan tiket fase gugur minimal dengan hasil imbang di partai terakhir lawan Yordania (21/4/2024).