BinjaiNews – Tunggal putri Indonesia akhirnya kembali diperhitungkan sejak deretan kutukan yang dapat dipecahkan dalam beberapa tahun terakhir.
Gregoria Mariska Tunjung menjadi lakon utama dalam turnamen yang menawarkan hadiah uang sebesar 450 ribu dolar AS (7,1 miliar rupiah) ini.
Setelah bangkit dari keterpurukan pada 2022, dara asal Wonogiri ini mengakhiri penantian panjang Indonesia akan sosok tunggal putri jempolan.
Untuk merekap, sudah ada dua pencapaian penting yang diraih Jorji.
Tahun lalu, tepatnya pada 2 Mei 2023, Gregoria menahbiskan diri sebagai tunggal putri Indonesia pertama yang mencapai peringkat 10 besar dunia sejak Maria Kristin Yulianti pada 2008.
Enam bulan berselang Gregoria mempersembahkan gelar pertama dari event BWF World Tour Super 500 di Kumamoto Masters 2023.
Pemain jebolan PB Mutiara Cardinal Bandung itu menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang memenangi turnamen setara Superseries sejak era Superseries dimulai pada 2007.
Pekan depan, ada belenggu prestasi lain yang bisa dibongkar oleh mantan Juara Dunia Junior tersebut di Kejuaraan Asia.
Belenggu yang dimaksud adalah puasa medali tunggal putri Indonesia di Kejuaraan Dunia sejak 2003. Itu 21 tahun yang lalu.
Belum pernah ada lagi tunggal putri Indonesia yang mampu membawa pulang medali sejak Silvi Antarini merebut perak.
Juara Asia tunggal putri asal Indonesia? Belum ada lagi sejak Yuliani Sentosa menorehkan tinta emas pada 1991.
Gregoria telah mempermudah perjuangannya sendiri dengan meningkatkan peringkat dunianya sehingga menjadi salah satu unggulan.
Tunggal putri peringkat delapan dunia tersebut mendapatkan bagan pertandingan yang cukup mudah, setidaknya sampai perempat final.
Sebabnya, di perempat final Gregoria, unggulan ketujuh, berpeluang menghadapi unggulan kedua yaitu Chen Yu Fei (China).
Chen Yu Fei merupakan salah satu rival tersulit Gregoria sejak junior. Pemenang emas Olimpiade Tokyo 2020 itu malah menjadi batu sandungan Jorji di Kejuaraan Asia.
Dalam tiga kali penampilannya di Kejuaraan Asia sejak 2019, Gregoria dua kali disingkirkan Chen Yu Fei pada 2019 (babak kedua) dan 2023 (perempat final).
Ya, tahun lalu Chen Yu Fei menjadi penghalang Gregoria untuk memutus kutukan tunggal putri Indonesia setelah memenangi duel cukup alot selama hampir 1 jam.
Chen Yu Fei mengalahkan Gregoria dengan skor 21-10, 19-21, 13-21.
Gregoria telah melakukan revans atas Chen (21-12, 21-12) di final Kumamoto Masters 2023 yang dimenanginya tetapi kalah dalam bentrok terakhir di Malaysia Open 2024 (13-21, 17-21).
Terobosan di Kejuaraan Asia 2024 akan sangat berarti bagi Gregoria setelah rentetan hasil nyaris menang dalam dua turnamen terakhir yaitu All England Open 2024 dan Swiss Open 2024.
Di Swiss Open 2024 Gregoria gagal mengeksekusi championship point di final sehingga kalah dari Carolina Marin (Spanyol) dengan skor tipis 19-21, 21-13, 20-22.
Gregoria tidak akan berjuang sendirian. Dua rekannya, Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo juga bersiap untuk unjuk gigi di Kejuaraan Asia 2024 walau sebagai underdog.
Kejuaraan Asia 2024 akan diselenggarakan pada 9-14 April 2024 di Ningbo Olympic Sports Center, Ningbo, China.
. Hanya saja, status sebagai underdog membuat Putri KW dan Ester harus menghadapi lawan yang tidak mudah sejak awal. Ester sudah harus menghadapi Juara Asia 2022, Wang Zhi Yi, di babak pertama. Sementara itu, Putri melawan penakluknya di Kejuaraan Asia 2023 yaitu Sung Shuo Yun (Taiwan) pada babak pertama. Jika Putri mampu revans, unggulan kelima, He Bing Jiao (China), menjadi calon musuh di babak kedua Kejuaraan Asia 2024. Jalur Putri juga bersilangan dengan ratu bulu tangkis, An Se-young (Korea Selatan), di perempat final Kejuaraan Asia 2024.