Olahraga

Ilmu Padi Marc Marquez, Tepis Teori Bisa Menang di GP Qatar meski Ungguli Pecco Bagnaia dalam Simulasi Sprint

×

Ilmu Padi Marc Marquez, Tepis Teori Bisa Menang di GP Qatar meski Ungguli Pecco Bagnaia dalam Simulasi Sprint

Sebarkan artikel ini

BinjaiNews – Marc Marquez telah menuntaskan tes pramusim pertamanya bersama tim Gresini dalam sesi yang berlangsung selama tiga hari pada 6-8 Februari di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Pembalap anyar Gresini mengakhiri Tes MotoGP Sepang 2024 dengan waktu lap terbaik yang mengungguli rekor resmi lap tercepat MotoGP di trek sepanjang 5,5 km ini.

Mengendarai Ducati Desmosedici GP23, motor juara musim lalu, Marquez membukukan waktu terbaik 1 menit 57,270 detik. Adapun rekornya adalah 1 menit 57,491 detik.

Di antara empat penunggang motor lama Ducati yang sedang mendominasi, Marquez hanya kalah dari adik sekaligus rekan setim, Alex Marquez (1:56,915).

Walau telat panas saat memulai Tes MotoGP Sepang 2024, performa eks rider Repsol Honda ini mendapatkan atensi.

Runner-up MotoGP musim lalu yaitu Jorge Martin (Prima Pramac), juga menunggangi motor Ducati tapi versi terbaru, melihat potensi besar darinya.

“Dia (Marc Marquez) berada di posisi yang saya perkirakan. Dia akan dekat dengan hasil kemenangan di Qatar,” ucap Martin, dilansir dari Crash.net.

Marquez punya modal bagus untuk menang, setidaknya jika melihat simulasi sprint yang dilakukannya pada hari terakhir Tes MotoGP Sepang.

Melakukan 10 lap beruntun, durasi sprint GP Malaysia, pada hari terakhir, Marquez menunjukkan pace atau kecepatan yang impresif.

Kecepatan Marquez sudah dekat dengan tiga pembalap motor pabrikan Ducati, termasuk di antaranya adalah sang juara bertahan, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).

Bahkan jika dijumlahkan, 10 lap Marquez dalam simulasi sprint sedikit lebih cepat daripada Bagnaia yaitu 19 menit 45,564 detik berbanding 19 menit 46,594 detik.

Marquez hanya kalah dari Martin dan Enea Bastianini (Ducati Lenovo), dua pembalap yang digadang-gadang akan kembali bersaing untuk memperebutkan gelar.

Akan tetapi, pembalap yang akan berusia 31 tahun pada 17 Februari nanti memilih untuk merendah.

Marquez merasa tertinggal dengan Bagnaia, Martin, Bastianini serta adiknya, Alex, yang musim lalu mencetak kemenangan sprint dan podium kedua di GP Malaysia.

Selain itu, mengutip GPOne.com, Marquez menilai dirinya belum berada di fase di mana dia bisa mengendarai motornya dengan insting seperti ketika masih memperkuat Honda.

“Saya berharap bisa mengendarai motor Ducati dengan hanya mengandalkan insting begitu semuanya selesai, tapi itu butuh waktu. Kita tidak pernah tahu,” katanya.

“Bahkan ketika pembalap sekaliber Jorge Lorenzo bergabung dengan Ducati, semua orang bilang dia masih jauh dan tidak akan beradaptasi dengan motornya.”

“Akan tetapi, dia bisa menang pada pertengahan (musim berikutnya). Adik saya juga tidak memulai dengan sangat baik tahun lalu tetapi dia cepat pada akhir musim.”

“Kita lihat nanti apakah saya bisa berada di depan.”

Sementara mengenai kecepatannya dalam simulasi lomba, Marquez tidak menampik bahwa dia cukup percaya diri. Akan tetapi, masih ada kekurangan yang mengganjalnya.

Si Semut dari Cervera masih belum sepenuhnya percaya diri dengan kecepatan satu lap yang akan menentukan dalam babak kualifikasi di setiap seri.

Masih soal insting, Marquez mengaku belum menemukan kembali sentuhannya. Jika di Honda dia bisa nyetel hanya dalam dua kali run, di Ducati ceritanya berbeda.

“Di sini, selama tiga hari, perlu banyak waktu bagi saya untuk mendapatkan waktu lap yang bagus,” terang Marquez.

“Dalam tes, hal ini memungkinkan tetapi dalam akhir pekan lomba, itu tidak mungkin. Saya harus memahami cara menjadi lebih cepat dalam waktu lap.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *