BinjaiNews – Ryan Garcia mengalahkan Devin Haney dalam laga di Barclays Center, New York, Amerika Serikat, pada Sabtu (20/4/2024) malam waktu setempat atau Minggu pagi waktu Indonesia.
Garcia menang melalui keputusan angka mayoritas setelah mampu memukul jatuh Haney tiga kali sepanjang pertandingan.
Rekor tak terkalahkan Haney terputus oleh musuh lamanya. Meski begitu, dia masih memegang sabuk juara kelas ringan super WBC karena Garcia gagal mencapai batas berat badan.
Adapun bagi Garcia, kemenangan ini mengakhiri perdebatan siapa yang terbaik di antara dirinya dan Haney, setidaknya untuk sementara waktu.
Garcia dan Haney sudah terlibat rivalitas sejak level amatir dengan rekor yang seimbang yaitu masing-masing dengan 3 menang dan 3 kalah.
Bahkan legenda tinju, Mike Tyson, telah mengharapkan Haney dan Garcia untuk diadu sejak 2022 silam.
“Haney ingin melawan Tank (Gervonta Davis). Namun, saya ingin melihatnya melawan Garcia,” ucap Tyson kepada AKhi TV, dilansir dari Boxingnews24.com.
“Garcia adalah sosok yang sangar. Mereka berdua kurang lebih memiliki berat badan yang sama. Saya ingin melihat mereka bertanding.”
“Saya pikir itu akan menjadi duel dinamit,” ucap Tyson yang akhirnya datang langsung di arena dan telah memberi salam kepada kedua jagoannya itu.
Garcia sendiri datang sebagai underdog.
King Ry tidak menolong dirinya sendiri karena berlagak tidak serius hingga gagal mencuri sabuk juara Haney sebelum bertanding gegara kelebihan berat badan.
Meski begitu, teori bahwa gimik itu merupakan bagian dari perang mental telah dibuktikan Garcia dengan bertarung secara agresif sejak awal.
Hook kiri Garcia membuat Haney sempoyongan pada ronde pertama. The Dream untungnya dapat bertahan dan mengendalikan situasi kembali dengan jab.
Haney membalas pada ronde berikutnya. Dia menekan Garcia dengan lebih agresif walau juga disiplin dengan jabnya untuk setidaknya menambah poin juri.
Pembalasan Haney tiba pada ronde ketiga. Hook kiri yang membuat Garcia mundur ke belakang dari Haney membuat penonton bersorak.
Tekanan dari Haney membatasi Garcia. Pada ronde keenam dia menghujani Haney dengan pukulan tetapi tidak dapat benar-benar menembus pertahanan lawannya.
Pukulan kombinasi dari Ryan ‘Petinju Kilat’ Garcia akhirnya menembus Haney hingga ambruk pada ronde ketujuh.
Jab ke arah wajah dari Garcia disusul hook kiri secara telak mengenai dagu Haney. Haney masih bisa melanjutkan laga.
Garcia mendapat pengurangan poin karena terlalu bernafsu hingga memukul Haney saat break. Haney mendapat kesempatan untuk menarik napas lagi.
Garcia kesulitan untuk menjaga momentumnya. Haney masih dapat sedikit melawan meski sambil mengumpulkan kembali nyawanya.
Pada ronde kesembilan Haney kembali menekan. Garcia lebih banyak bertahan dan menerima pukulan-pukulan ke arah badan.
Garcia cukup tahan dengan body shot sampai menjadikannya tameng sambil melepas pukulan colongan.
Boom! Garcia kembali memukul jatuh Haney pada ronde ke-10 dengan kombinasi yang membuat sang lawan tersudut. Garcia berada di atas angin.
Dan ketiga kalinya, Haney dipukul Garcia hingga jatuh pada ronde ke-11. Petinju tak terkalahkan itu masih bisa bangkit walau kemudian banyak melakukan clinch.
Garcia makin jemawa pada ronde terakhir dengan menurunkan kedua tangan saat bertahan sambil mengejek Haney.
Kepercayaan dirinya terbayar setelah juri memberinya kemenangan angka mayoritas dengan skor 112-112, 114-110, 115-109.