BinjaiNews – Carolina Marin mengemas trofi keduanya dari All England Open setelah 9 tahun menanti berkat kemenangan atas Akane Yamaguchi (Jepang).
Marin sukses mengalahkan Yamaguchi dalam pertandingan alot selama 49 menit di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Minggu (17/3/2024).
Setelah bangkit dari ketertinggalan untuk menang 26-24 pada gim pertama, Marin berhak atas raihan gelar juara setelah Yamaguchi memutuskan untuk mundur karena cedera.
Pertandingan berlangsung dengan ketat sejak awal. Kejar-kejaran poin terjadi dengan jarak angka tak pernah lebih dari dua poin.
Yamaguchi terlihat masih mengalami kelelahan dengan kakinya setelah bertanding hampir 1,5 jam pada babak semifinal kontra An Se-young (Korea Selatan).
Walau begitu, perlawanan kuat masih diberikan Yamaguchi. Marin justru terburu-buru untuk mencetak winner sehingga beberapa kali melakukan kesalahan sendiri.
Dari awalnya memimpin hingga 15-13, Marin berbalik tertinggal setelah kehilangan empat poin beruntun dari Yamaguchi.
Sebuah dropshot yang diikuti placing ciamik dari Yamaguchi menghasilkan game point dengan keunggulan tiga poin 20-17.
Marin belum habis dengan menyamakan angka. Yamaguchi pun demikian saat tertinggal 21-22. Tetap alot persaingan antara dua jawara ini hingga masih buntu di 24-24.
Marin keluar sebagai pemenang gim pembuka dengan skor 26-24. Serangan bertubi-tubi darinya meruntuhkan pertahanan Yamaguchi.
Gim pertama berlangsung dalam waktu yang lama hingga 30 menit lebih.
Marin berulang kali mengulur waktu untuk mengelap keringat hingga meminta perawatan. Juara Olimpiade ini tak cuma sekali diingatkan untuk tetap di lapangan.
Selain itu, insiden flashlight masih terjadi.
Pada poin 14-13, Marin mengeluhkan cahaya lampu merah dari telepon genggam di tribune hingga wasit turnamen masuk lapangan.
Beberapa saat kemudian, tepatnya di skor 22-21, gantian Yamaguchi yang meminta pertandingan dihentikan sesaat karena lampu flash.
Padahal, imbauan sudah dikeluarkan panita. Terutama, setelah insiden pada akhir pertandingan Yamaguchi kontra wakil Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, di perempat final.
Di sisi lain, pertandingan intens ini memengaruhi fisik Yamaguchi. Penampilannya makin menurun pada gim kedua dengan pergerakan yang terbatas.
Pada gim kedua peluang Yamaguchi hampir tertutup saat dia tertinggal 1-10. Kaki kanannya yang dahulu cedera kembali bermasalah.
Namun, Yamaguchi menolak untuk menyerah. Dia malah meminta perawatan dan memutuskan untuk melanjutkan pertandingan walau tidak untuk waktu yang lama.
Setelah kembali kehilangan satu angka dan berkonsultasi dengan pelatihnya, Yamaguchi akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pertandingan saat jeda interval.
Bagi Marin sendiri, ini merupakan gelar juara keduanya dari All England. Gelar sebelumnya dari ajang bulu tangkis paling bersejarah ini diraihnya pada 2015.
Ini juga menjadi trofi pertama Marin di level World Tour Super 1000 setelah tiga tahun.