BinjaiNews – Kondisi Erling Haaland saat ini seperti menjadi tamparan keras bagi pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Selama ini, Pep Guardiola selalu berusaha agar pembicaraan publik tentang strikernya berpusat pada torehan gol.
Trik tersebut berhasil pada musim pertama Erling Haaland bergabung ke Man City.
Hal ini turut didukung oleh kemampuan striker asal Norwegia tersebut untuk tampil konsisten di setiap laga.
Memasuki musim kedua, Haaland sebenarnya masih cukup stabil menjaga perolehan gol.
Hanya saja, peran sang striker kadang menghilang di laga-laga yang krusial.
Laga melawan Liverpool di Liga Inggris pada Minggu (10/3/2024) menjadi salah satu contohnya.
Haaland gagal mencetak gol dan terlihat kurang menggigit sepanjang pertandingan.
Lini belakang Liverpool jadi mudah untuk mengisolasinya agar tidak menimbulkan masalah.
Man City memang tetap bermain imbang 1-1 pada laga tersebut, tetapi hasil ini tidak disambut dengan bahagia.
Tidak hanya itu, Pep Guardiola mulai menyadari jika pembicaraan tentang Haaland tidak lagi berpusat ke penampilannya.
Masa depan Haaland di Man City juga ikut menjadi spekulasi sejumlah media.
Apalagi, striker berusia 23 tahun tersebut juga tidak menghindari hal ini.
“Saya bahagia di Man City, tetapi tidak ada yang tahu mengenai masa depan seorang pemain,” ucap Haaland pada dua pekan lalu.
Dilansir BolaSpor.com dari Diario AS, pernyataan Haaland tersebut ternyata mengagetkan bagi klubnya.
Man City terkenal sebagai klub yang memiliki kebijakan tegas mengenai komunikasi pemain.
Komentar Haaland yang akhirnya menjadi bola panas liar membuat suasana di Stadion Etihad menjadi kurang nyaman.
Haaland dianggap perlu kembali mendapat pelatihan tentang cara menghadapi media.
Usaha Guardiola menghindarkannya dari gosip kini dirasa percuma karena sang pemain sendiri yang bersikap sembarangan.
The Citizens masih memusatkan perkembangan klub mereka ke Haaland yang terikat kontrak hingga 30 Juni 2027.
Untuk itu, Man City sangat berhati-hati dalam menjaga citra sang pemain.
Dengan perkembangan terbaru, mereka harus memperketat kebijakan klub ke pemain mereka sendiri.