BinjaiNews – Saat ini, Juara All England 2022 itu berada peringkat ke-9 dalam race to Paris bersaing dengan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) yang berada satu tingkat di atasnya.
Kejuaraan Asia 2024 di Ningbo, China, 9-14 April mendatang akan menjadi penentuan kelolosan Fikri/Bagas ke Olimpiade Paris 2024.
Selama mengikuti rangkaian turnamen Eropa di Prancis, Inggris, dan Swiss, pasangan berakronim Bakri itu mengaku memiliki tekanan karena rasa tanggung jawab besar mengejar poin Olimpiade.
“Dulu saat masuk final senang sekali, Kemarin masuk final dan kalah sedihnya minta ampun. Padahal final, tetapi kayak terpuruk banget. Sedih saja karena kami memikirkan poin Olimpiade,” tutur Fikri.
“Pengaruh pasti ada di pertandingan, tetapi tidak mau terlalu karena jangan berpikir terlalu jauh. Saat hari itu saja, babak pertama. Tidak mau berpikir terlalu jauh. Kalau babak pertama kalah, bagaimana kedepannya?”
Pada Kejuaraan Asia 2024, Bagas akan bermain nothing to lose demi meraih hasil maksimal.
“Sudah tidak terlalu memikirkan. Masuk (Olimpiade) rezeki, kalau belum masuk, semangat lagi,” ucap Bagas.
“Kalau saya secara pribadi, minimal latihannya ditambah lagi, kerja keras lagi, orang lain sudah selesai latihan, kami tambah lagi. Kalau amit-amitnya ke depan tidak lolos, kami sudah maksimal. Jadi, tidak menyesal sekali,” kata Fikri.
Fikri/Bagas akan mengawali perjuangan pada Kejuaraan Asia 2024 dengan menjumpai Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren (Thailand).
“Semua lawan juga susah, tetapi tetap harus percaya diri. Siapa tahu lawan juga melihat wah kita boleh juga. Sama-sama ada tegangnya, optimis saja,” kata Fikri.
Saat ini ganda putra baru meloloskan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ke Olimpiade Paris 2024.
Fikri mengungkapkan dukungan Fajar agar Fikri/Bagas dapat menemani mereka ke Olimpiade Paris 2024.
“Fajar kalau secara pribadi ke saya selama di Swiss kemarin, dia selalu kontak saya dari WA, video call. ‘Ayo semangat, bisa bisa’. Menang dulu disini (Swiss Open),” aku Fikri.
“Ya mengingatkan terus. Kalau pelatih sudah pasti mendorong terus karena ingin dua ganda putra lolos Olimpiade.”
Selain itu, kehadiran Candra Wijaya sebagai mentor dalam tim ad hoc PBSI juga memiliki peran cukup besar.
“Saya justru semakin semangat. Saya senang bisa ada Koh Can, maksudnya meskipun tadi saya capek, disemangatin terus. Yakin kalau tidak sia-sia,” ucap Bagas.
Candra Wijaya merupakan peraih medali emas ganda putra pada Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan.
“Dengan koh Candra ada pelatihan drilling atau game. Dia selalu ada di samping lapangan. Kalau misalnya kami sudah bermain sehabis latihan drilling, dia memberi masukkan harusnya kayaknya begini, bagusnya begini,” tutur Fikri.
“Saya senang sekali (kehadiran Candra Wijaya). Kalau bagi saya, karena dia sudah meluangkan waktu. Dia pasti sibuk, apalagi sekelas dia punya klub juga, punya tanggung jawab lebih.”
“Dia masih menyempatkan waktu kesini (pelatnas Cipayung). Kami harus tahu diri, jangan malas, harus hargai dia.”
Selain tantangan berebut tiket Olimpiade, Fikri/Bagas harus rela tidak merayakan Idul Fitri bersama keluarga karena mereka berpartisipasi pada Kejuaraan Asia 2024.
“Kalau kata koh Candra ada yang harus dibayar. Ya tidak apa-apa buat kami sendiri, keluarga juga kami sudah pamitan, sudah mendukung, support, dan memberi restu,” kata Fikri.
“Jadi, semoga tidak sia-sia tidak bisa lebaran dengan keluarga. Kami sering lebaran saat lagi bertanding itu sering dalam beberapa tahun. Tahun kemarin kami merayakan lebaran saat mengikuti Korea Open.”