BinjaiNews – Erick Thohir setelah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI memang tak main-main dalam melakukan pembenahan sepak bola Tanah Air.
Ia mulai membenahi sepak bola Tanah Air secara perlahan dari masalah timnas Indonesia hingga persoalan Liga 1.
Bahkan belum lama ini PSSI berkerja sama dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk membenahi permasalahan perwasitan.
Masalah wasit di kompetisi Liga 1 ini sudah menjadi keluhan banyak pihak sejak lama.
Akan tetapi, PSSI secara perlahan mulai membenahi masalah perwasitan.
Tak hanya permasalahan perwasitan Liga 1, tetapi belum lama ini PSSI juga mulai fokus membenahi sepak bola wanita.
Semua dimulai dari seleksi timnas wanita U-17 Indonesia.
Selain itu, tentu saja sepak bola usia dini atau grassroot pun mulai dibenahi.
Kompetisi grassroot pun sudah mulai berjalan dengan baik sejak akhir tahun 2023 lalu.
Erick Thohir pun berbicara soal permasalahan yang ada.
Menurutnya berbicara soal sepak bola Tanah Air ini tentu harus bisa menentukan prioritas.
“Kami harus menentukan prioritas dalam membenahi permasalahan sepak bola yang kompleks,” ujar Erick Thohir sebagaimana dikutip dari Instagram pribadinya, Kamis (11/4/2024).
“Tentu kita semua ingin memiliki liga yang bagus, begitu juga timnas yang kuat dan berprestasi,” ucapnya.
Mantan pemilik Inter Milan tersebut mengatakan bahwa sejak awal ia menjabat sebagai Ketua Umum PSSI sudah bilang semua tak akan mudah.
Untuk itu, sejak awal ia berkomitmen membenahi sepak bola dari timnas Indonesia hingga kompetisi.
“Dalam membangun sepak bola Indonesia tidak mungkin hanya timnas, klub, tanpa memikirkan grassroots, sistem pelatih, sistem perwasitan, tidak mungkin!,” kata Erick Thohir.
“Tapi kan kompleksitas di PSSI ini sudah berjalan cukup lama.
“Dengan keterbatasan saya sejak awal, saya bilang sebagai ketua PSSI, tidak mungkin saya menyelesaikan ini dalam waktu enam bulan atau setahun,” jelasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut mengatakan bahwa sejak awal ia mengaku ingin membenahi sepak bola dari timnas Indonesia dulu.
Menurutnya di negara-negara maju sepati Inggris hingga Italia federasi mereka akan fokus membenahi tim nasional.
Namun, meski fokus membenahi tim nasional, tetapi federasi masih punya wewenang untuk kompetisi.
Hal itu juga yang diharapkan bisa terjadi di Indoensia, sehingga ia pun secara perlahan membenahi kompetisi juga saat timnas Indonesia sudah lebih baik.
“Makanya sejak awal saya bilang, saya akan fokus ke timnas dulu tahun ini. Kalau dilihat di seluruh dunia, seperti Asosisasi Sepak Bola Inggris fokusnya tim nasional!,” jelas Erick.
“Dia tidak fokus Premiere League. Di Italia dia fokus ke timnas Italia, dia tidk bicara Serie A. Tapi dia punya power tidak ke Serie A? Punya.”
“Makanya kemarin saya bilang oke, sekarang kita buat kalender sampai 2027. Supaya kita bisa memetakan total.”
“Jangan sampai nanti kita sebagai stakeholder sepak bola ribut di kandang sendiri. Padahal cita-citanya tim nasionalnya ingin bagus, liganya ingin bagus.”
Tak hanya berbicara soal kompetisi saja, tetapi Erick juga menyinggung soal klub yang sulit melepas timnas U-23 Indonesia.
Seperti diketahui, PSSI sebelumnya memanggil 23 pemain untuk membela timnas U-23 Indonesia yang bakal berkarier di Piala Asia U-23 2024.
Mereka telah dipanggil sejak awal April 2024 untuk menjalani pemusatan latihan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Skuad Garuda Muda menjalani TC di Dubai sebagai persiapan menuju Piala Asia U-23.
Namun, saat pemanggilan pemain ke tim Merah Putih ini.
Banyak klub yang enggan melepas pemainnya karena kompetisi Liga 1 bergulir, sehingga pemain dibutuhkan oleh klub.
Situasi ini membuat pelatih Shin Tae-yong pusing karena ia diberi target tinggi di Piala Asia U-23 2024 agar bisa lolos ke babak delapan besar.
Akan tetapi, justru klub banyak tak mau melepas pemain, sehingga PSSI dan PT LIB memutuskan menghentikan kompetisi agar klub melepas pemainnya.
Erick menyinggung soal empati dan kebersamaan semua pihak terkait perjuangan timnas U-23 Indonesia ini.
Situasi itu akhirnya membuat Erick mengaku akhirnya membuat keputusan menghentikan Liga 1.
“Tapi ketika saya mendapat informasi bahwa hanya sembilan pemain yang mau dilepas, saya tidak mungkin dong. Apakah kita sebagai bangsa ini tidak punya empati dan kebersamaan?,” tutur Erick.
“Nah, disitulah saya melakukan bahwa kita ini otoritas tertinggi sepak bola, saya bilang “stop” dan terbukti hari ini terkumpul semua pemainnya,” tegasnya.
Walaupun belum lama ini akhirnya PSSI dan PT LIB memutuskan untuk melanjutkan Liga 1.
Kompetisi Liga 1 dipastikan bakal berlangsung kembali pada 15 April 2024 untuk pekan ke-31 Liga 1 2023/2024.