BinjaiNews – Sandy baru menjalani tugas bersama skuad Garuda di Piala Asia 2023.
Di bawah komando Shin Tae-yong, dia menjadi andalan di sektor pertahanan untuk menahan gempuran Irak, Jepang, dan Vietnam.
Menariknya, laga melawan salah satu raksasa Asia yakni Jepang cukup membekas bagi Sandy.
Sandy Walsh menilai bahwa kompetisi sepak bola di kancah Asia tidak bisa dipandang remeh.
Dua negara yakni Jepang dan Korea Selatan jadi contoh liga terkuat di Benua Kuning
Dia baru merasakan sendiri hal tersebut saat bertemu di Samurai Biru di Piala Asia lalu.
“Saya berambisi untuk bermain di level tertinggi di Asia suatu hari nanti.”
Pemain berusia 28 tahun ini menambahkan, liga-liga di Asia memang tidak terlalu mendapatkan sorotan di Eropa.
Hal tersebut justru yang membuatnya tertarik untuk berkarier di sana suatu saat nanti.
Bahkan, saat ada tawaran yang menarik dia akan coba mempertimbangkannya.
Selama ini karier Sandy hanya dilewati di Belgia, sebelum merapat ke Mechelen dia sempat berseragam Zulte Waregem dan KRC Genk.
“Liga-liga tersebut tidak begitu dikenal di sini.”
“Tetapi saya ingin menjelajahinya suatu hari nanti.”
“Jika ada tawaran yang datang, saya pasti akan mendengarkannya,” tambahnya.
Meski sudah berpikir untuk menuju Asia, Sandy akan fokus bersama KV Mechelen.
Apalagi, dia jadi sosok yang jadi andalan dan sudah mencatakan 114 penampilan sejak didatangkan dari Zulte Waregem pada 2020 lalu.
Menariknya, jika rencana ini terwujud maka dia berpeluang bertemu dengan Pratama Arhan yang saat ini berkarir di Liga Korea.
Arhan baru saja diresmikan oleh Suwon FC dan akan melanjutkan karir di Korea setelah sempat abroad ke Jepang.
Sementara itu, Asnawi Mangkualam yang sempat membela tim Korea saat ini memilih untuk melanjutkan karir ke Liga Thailand.
“Namun saat ini fokusnya adalah KV Mechelen,” pungkasnya.