BinjaiNews – PSSI mulai menamakan Liga 1 sejak 2017, setelah mati suri akibat hukuman dari FIFA pada 2015. Hukuman itu menjadi cambukan untuk dunia sepak bola Indonesia. Manajemen, pemain, pelatih, suporter, pedagang, dan lain-lain merasakan dampaknya.
Lahirnya Liga 1 pada 2017 menjadi sebuah pertanda bahwa sepak bola Indonesia harus lebih maju lagi. Dimulai dengan adanya kewajiban setiap klub untuk mendatangkan pemain-pemain bintang dunia, salah satunya Michael Essien yang merapat ke Persib Bandung.
Pada Liga 1 2017 juga diterapkan adanya setiap tim yang wajib memainkan pemain U-23. Keputusan ini tentu saja demi kebaikan timnas U-23 Indonesia yang kala itu mau bertanding di Asian Games 2018. Benar saja, timnas U-23 Indonesia mampu lolos ke babak 16 besar Asian Games 2018.
Kompetisi Liga 1 2017 berjalan sangat ketat. Banyak pemain-pemain muda baru yang membuat PSSI langsung mempunyai database untuk dipanggil ke tim Merah Putih.
Memasuki 2018, persaingan semakin ketat. Klub-klub mau keluar menjadi yang terbaik demi bisa berlaga di kompetisi Asia.
Namun ternyata sejak 2017, hanya Bali United, Persija Jakarta, dan PSM Makassar, yang menjadi perwakilan Indonesia di kompetisi Asia. Ketiga klub itu berusaha semaksimal mungkin agar nama Indonesia bisa lebih terkenal di Asia setelah mati suri akibat hukuman FIFA.
Liga 1 musim 2018 juga berpengaruh ke timnas U-19 Indonesia. Timnas U-19 Indonesia hampir saja melaju ke Piala Dunia U-20 2019 andai tidak kalah dari Jepang di babak delapan besar Piala Asia U-19 2018.
BRI Datang, Sepak Bola Indonesia Tenang
Liga 1 memang menjadi harapan utama agar sepak bola Indonesia lebih maju. PT Liga Indonesia Baru (LIB) sempat kesulitan untuk mencari sponsor baru karena pandemi Covid-19 yang datang pada medio 2020.
Untung saja, Liga 1 diselamatkan dengan hadirnya Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI menjadi nyawa baru bergulirnya Liga 1.
Hadirnya BRI kembali menghidupkan mata pencaharian para pekerja di dunia sepak bola. BRI mulai mendukung penuh Liga 1 pada musim 2022/2023. Semangat membara suporter, pemain, pelatih, dan wartawan menyambut baik hadirnya BRI Liga 1 2022/2023.
Di musim pertamanya mendukung sepak bola Indonesia, kualitas Liga 1 benar-benar terbukti. Klub-klub berani mendatangkan pemain-pemain muda berstatus timnas U-17 Indonesia.
Tidak hanya itu, mereka juga memainkan pemain-pemain muda yang nantinya berkiprah untuk timnas U-17 Indonesia. Sebut saja Persis Solo yang memberikan kepercayaan penuh kepada Arkhan Kaka untuk merasakan debutnya di Liga 1 2022/2023.
Pemuda berusia 16 tahun itu mendapatkan debut di kompetisi level teratas Indonesia pada April saat melawan Persib Bandung. Mempunyai pengalaman berlatih dan bertanding di Liga 1 2022/2023 menjadi modal utama bagi pemain berlabel timnas U-17 Indonesia.
Terlebih, mereka akan bermain di Piala Dunia U-17 2023. Sebenarnya, kualitas kompetisi Liga 1 2022/2023 dukungan BRI juga berdampak pada timnas Indonesia.
Timnas Indonesia berhasil menembus ke final Piala AFF 2022 yang digelar di Singapura. Sayangnya di laga final, timnas Indonesia kalah dari Thailand. Setidaknya dukungan BRI untuk Liga 1 2022/2023 sudah berdampak ke dua level timnas Indonesia.
Memasuki Liga 1 2023/2024, BRI ternyata tetap setia mendukung sepak bola Indonesia. BRI masih menjadi sponsor utama. Perkembangan kompetisi sepak bola Indonesia di bawah dukungan BRI semakin terlihat untuk tim Merah Putih. Timnas U-22 Indonesia akhirnya bisa mendapatkan medali emas SEA Games 2023 yang digelar di Kamboja.
Sudah 32 tahun lamanya, skuad Garuda tidak mendapatkan medali emas di cabor sepak bola. Mayoritas pemain-pemain timnas U-22 Indonesia saat itu menjadi tulang punggung di klub-klub Liga 1 2023/2024.
PSSI Fokus Membenahi Kompetisi Liga 1
Tidak hanya timnas U-22 Indonesia saja, timnas Indonesia juga merasakan dampak positif bergulirnya Liga 1 2023/2024. Klub-klub merelakan jadwal pertandingan di Liga 1 2023/2024 demi mendukung penuh perjuangan timnas Indonesia di Piala Asia 2023.
BRI juga mengerti dengan situasi ini. Pengertian itu semua berdampak positif karena timnas Indonesia berhasil menembus babak 16 besar Piala Asia 2023 yang digelar di Qatar pada 10 Januari sampai 12 Februari 2024.
Perjuangan timnas Indonesia dihentikan oleh Australia. Meski gugur, banyak apresiasi diberikan dari masyarakat kepada timnas Indonesia. Timnas Indonesia dan PSSI tidak boleh berpuas diri meskipun sudah menembus target itu.
Seperti yang dikatakan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Shin Tae-yong mengatakan bahwa untuk membuat timnas Indonesia lebih baik, kompetisinya harus dibenahi.
Tentu saja Shin Tae-yong mempunyai alasan untuk menyebutkan itu karena target PSSI ke depan adalah membawa timnas Indonesia menduduki ranking 100 dunia. Selain itu, PSSI menargetkan timnas Indonesia bisa masuk ke Piala Dunia 2034.
“Saya cukup puas dengan peran PSSI dan dukungan mereka. Tapi saya sudah mengatakannya berkali-kali bahwa Liga di Indonesia harus lebih kuat. Jadi itu akan berdampak positif ke performa timnas Indonesia,” kata Shin Tae-yong.
PSSI memberikan respon lewat Wakil Ketua Umum Zainudin Amali. Amali mengakui bahwa memang benar kualitas timnas Indonesia tergantung dari kompetisinya.
Amali yakin Liga 1 2023/2024 yang masih didukung BRI bisa lebih baik lagi. Salah satunya pemasangan VAR yang akan diterapkan pada akhir Februari 2024.
“Kami sadar itu harus ada pembenahan yang dilakukan. Februari ini akan ada VAR dan itu merupakan salah satu transformasi sepak bola Indonesia.”
“Lalu juga untuk kualitas wasit. Kami sudah bekerjasama dengan Jepang. Tahun ini mereka akan menyusun program yang tepat untuk mengupgrade kompetisi kita,” kata Amali.
BRI Selalu Dukung Sepak Bola Indonesia
Sejatinya kritikan untuk memperbaiki kualitas kompetisi sepak bola Indonesia harus diterima dengan baik. Kritikan itu sangat membantu agar kualitas kompetisi terutama Liga 1 bisa lebih baik dan nantinya berujung ke level permainan timnas Indonesia.
Langkah BRI untuk memajukkan sepak bola Indonesia tentu saja harus diapresiasi. Ke depannya, BRI juga harus melihat dan mendukung penuh kegiatan pesepakbola usia dini di Indonesia.
BRI bisa berperan untuk mendukung penuh agar PSSI bisa mengirimkan pemandu bakat ke pelosok penjuru negeri. Dari sana, PSSI pasti mempunyai banyak database yang nantinya dipakai untuk kepentingan timnas Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sempat mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan 150 pemain berkualitas untuk membela timnas Indonesia. Program ini harus berjalan dengan baik dan saling mendukung satu sama lain.
Nah, BRI harus melihat ini sebagai kesempatan emas bahwa mereka benar-benar ingin memajukan sepak bola Indonesia. Ini juga sepadan dengan tagline BRI yakni #BolaPemersatuBangsa dan #BRIPalingBola.
“Kita tau bahwa Indonesia merupakan negara dengan penggemar sepak bola terbanyak di dunia.”
“Oleh karena itu, BRI akan selalu mendukung kemajuan sepak bola Indonesia serta membantu mewujudkan cita-cita talenta muda sepak bola Indonesia untuk dapat berlaga dan mencatatkan prestasi di kancah global,” kata Direktur Utama BRI, Sunarso.