BinjaiNews – Satu pemain muda mencuri perhatian saat Persis Solo menang 2-1 atas Persik Kediri, Sabtu (24/2/2024).
Ia adalah Althaf Indie Alrizky, pemain Persis Solo berusia 21 tahun yang mencetak 1 gol dan 1 assist.
Liga 1 pun menobatkan Althaf menjadi pemain terbaik di laga tersebut.
Althaf bahkan mendapat pemgakuan dari pemain Persik Kediri, Irfan Bachdim.
Eks Persis Solo itu juga mendoakan Althaf segera masuk timnas Indonesia suatu saat nanti.
“Setelah pertandingan saya bicara dengan dia (Althaf),” kata Irfan Bachdim pada konferensi pers pasca-laga.
“Walaupun saya kalah saya tetap senang melihat proses dia.”
“Kemarin dia sempat saya kasih banyak kesempatan dan bantu dia untuk apa yang harus diperbaiki.”
“Hari ini dia main sangat bagus membantu tim dengan satu gol dan satu assist.”
“Saya senang walaupun kalah.”
“Tapi di masa depan semoga dia lebih baik dan masuk timnas Indonesia,” imbuhnya.
Dengan usia masih 21 tahun, Althaf masih berpeluang masuk timnas U-23 Indonesia, apalagi untuk ajang terdekat Piala Asia U-23 2024.
Jika ada nama baru yang layak dipanggil oleh Shin Tae-yong untuk timnas U-23 Indonesia, Althaf Alrizky perlu dipertimbangkan.
Namun pelatih Persis Solo Milomir Seslija justru tak setuju jika Althaf buru-buru gabung timnas Indonesia.
Ia mengingatkan kasus yang menimpa Ramadhan Sananta, di mana sang pemain mengalami cedera di Piala Asia 2023 dan tidak bisa membela Garuda.
Akibatnya, suporter marah-marah dan justru berbalik menekan sang pemain.
“Althaf adalah pemain muda dan apa poin masuk ke timnas Indonesia ketika dia tidak punya kesempatan (bermain)?,” ujar Milomir Seslija dalam konferensi pers pasca-laga lawan Persik.
“Bagaimana kalo dia ke timnas dan mengalami cedera? dan kalian (suporter) marah-marah karena dia cedera.”
“Tapi dia punya potensi yang bagus dan dia dalam momentum yang bagus di tim.”
“Dia harus bekerja keras di latihan,” tambahnya.
Althaf Alrizky belum pernah mencatatkan penampilan di timnas kelompok usia mana pun.
Namun pada 2017, namanya pernah masuk untuk TC timnas U-16 Indonesia sebelum akhirnya dicoret oleh Fakhri Husaini.