BinjaiNews – Kesibukan Barcelona selain memperkuat skuad juga mencari pelatih baru mendekati berakhirnya musim 2023-2024.
Keputusan Xavi Hernandez mundur dari jabatannya sebagai pelatih Barcelona menjadi latar belakangnya.
Xavi Hernandez memutuskan resign sebagai juru taktik Barcelona ketika musim ini berakhir.
Mantan maestro lini tengah Timnas Spanyol itu sejatinya masih terikat kontrak hingga Juni 2025.
Namun, keputusannya untuk mundur telah bulat seiring penampilan El Barca yang drop.
Di awal kedatangannya Xavi dianggap sebagai oase segar bagi para petinggi Barcelona.
Sosoknya dianggap ideal untuk meneruskan legasi di Camp Nou usai menggantikan posisi Ronald Koeman pada November 2021.
Di musim perdananya sebagai pelatih penuh Barcelona, Xavi sukses mempersembahkan gelar Liga Spanyol 2022-2023.
Akan tetapi, prestasi klub seiring berjalannya waktu mulai menurun.
Xavi seolah mulai kehabisan ide dan pemikiran sehingga performa Barcelona merosot drastis.
Presiden Barcelona, Joan Laporta, telah merestui keputusan Xavi untuk mundur.
Kini tugas manajemen klub adalah mencari sosok ideal yang bisa meneruskan warisan raksasa Catalunya.
Beberapa nama mulai bermunculan sebagai kandidat suksesor entrenador asal Spanyol tersebut.
Satu nama pun bertambah dalam daftar.
Ralf Rangnick sendiri saat ini tengah mengasuh Timnas Austria dan mempersiapkan tim untuk Euro 2024.
Pilihan Barcelona untuk Rangnick mungkin terbilang cukup aneh.
Pasalnya, pelatih asal Jerman itu gagal total saat mengelola Man United.
Didapuk sebagai pelatih interim Man United, Rangnick hanya memimpin klub dalam 31 pertandingan.
Pihak Setan Merah semula ingin mempermanenkan statusnya, tetapi diangkat sebagai konsultan klub.
Namun, Rangnick justru menerima tawaran melatih Timnas Austria.
Kritikan tajam mengarah pada Rangnick saat melatih Man United karena hanya mampu mempersembahkan 11 kemenangan dari 31 pertandingan.
Meski tidak mulus berkarier di Old Trafford, pelatih berusia 65 tahun itu tetap mendapat atensi dari Barcelona.
Barcelona melihat figurnya layak karena kemampuannya untuk mengembangkan pemain dan bakat muda menjadi pemain top.
Itu dibuktikannya saat sukses bersama RB Leipzig sebagai pelatih dan direktur olahraga.